Skill Decision Making untuk Supply Chain Manager

Decision making yang efektif adalah keterampilan soft skill bagi supply chain manager mana pun yang ingin berhasil dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan untuk menghadapi persaingan yang kompetitif antar pelaku industri logistik. Situasi global supply chain semakin kompleks dan saling terkait dengan regulasi-regulasi nasional maupun internasional, kemampuan untuk membuat keputusan yang terinformasi dengan cepat dan efisien menjadi faktor yang krusial dari sebelumnya.

Untuk melindungi perusahaan dari ketidakpastian pasar global logistik, diperlukan prosedur pengambilan keputusan yang terarah. Banyak perusahaan mempercayakan para ahli manajemen rantai pasokan mereka untuk merancang dan melaksanakan prosedur pengambilan keputusan yang dapat membantu perusahaan untuk tetap kompetitif dalam lingkungan bisnis yang terus berubah.

Baca juga: 9 Cara Optimasi Alur Distribusi Logistik untuk Efisiensi Bisnis

Proses decision making untuk supply chain manager sangat rumit dan melibatkan banyak individu dan tim. Tugas seorang supply chain manager adalah menghadapi berbagai faktor internal dan eksternal, seperti perubahan permintaan pasar, regulasi, dan perkembangan teknologi, sambil tetap memperhatikan keseimbangan antara biaya produksi dan kualitas produk.

Dalam artikel ini, penulis akan membahas tentang pentingnya menguasai skill decision making untuk supply chain manager agar mereka terus berkembang dan dapat menghadapi berbagai risiko dan kompleksitas yang muncul dalam kegiatan operasional sehari-hari.

Dengan memahami proses pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menggunakan data-driven dan teknologi, dan mengetahui manfaat menguasai decision making skill secara efektif, supply chain manager dapat memastikan bahwa mereka dapat membuat keputusan yang terinformasi untuk mendorong keberhasilan bisnis atau usaha.

Memahami proses pengambilan keputusan

proses decision making untuk supply chain manager

Supply chain manager perlu memahami proses pengambilan keputusan agar dapat membuat keputusan yang efektif. Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa tahap, termasuk mengidentifikasi masalah atau peluang, mengumpulkan informasi, menganalisis alternatif, memilih tindakan terbaik, melaksanakan keputusan, dan memantau hasilnya.

Dengan mengikuti proses decision making yang terstruktur, supply chain manager dapat memastikan bahwa keputusan dibuat berdasarkan informasi yang relevan, dan bahwa semua alternatif atau option dapat dipertimbangkan. Supply chain manager juga bisa meningkatkan keterampilan tersebut dengan cara lebih terbuka dan menerima terhadap feedback dan perbaikan yang berkelanjutan.

7 Proses pengambilan keputusan

proses decision making

Proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa tahap dengan pihak yang terkait, yang dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kompleksitas keputusan yang akan diambil.

Berikut tahap dalam proses decision making meliputi:

1. Mengidentifikasi masalah

Menentukan masalah atau peluang yang memerlukan keputusan, dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi situasi tersebut.

2. Mengumpulkan informasi

Mengumpulkan informasi yang relevan dan dapat dipercaya terkait dengan masalah atau kesempatan peluang yang sudah teridentifikasi.

3. Menganalisa alternatif pilihan

Mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan atau keputusan yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah atau untuk mempertimbangkan kesempatan yang lain.

4. Mengevaluasi alternatif pilihan

Menilai pilihan alternatif dengan mempertimbangkan risiko konsekuensi, keuntungan, dan biaya dari setiap alternatif.

5. Memilih keputusan terbaik

Memilih decision yang dianggap paling cocok untuk menyelesaikan masalah atau memanfaatkan peluang dengan mendiskusikan ke tim internal berdasarkan pada analisis dan evaluasi yang sudah dilakukan.

6. Melaksanakan keputusan tersebut

Menindaklanjuti keputusan dengan melaksanakan tindakan yang dipilih.

7. Melakukan evaluasi

Mengamati hasil dari pilihan yang dilakukan, dan mengevaluasi apakah keputusan yang diambil sudah mencapai tujuan yang diinginkan atau perlu disesuaikan lagi.

Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok atau pun dalam tim, dan dapat digunakan sebagai alat dan teknik pengambilan keputusan untuk kepentingan manajerial lainnya, seperti analisis risiko proyek, analisis PESTLE, BCG matrix dan SWOT.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis

kemampuan berpikir kritis

Supply chain management yang efektif dan efisien adalah manajemen rantai pasokan yang dapat membantu perusahaan untuk mengirimkan produk dengan cepat dan dengan biaya yang rendah. Untuk mencapai tujuan ini, supply chain manager perlu memastikan bahwa setiap tahap dalam proses tersebut terkoordinasi dengan baik dan berjalan lancar.

Namun, untuk mengatasi challenges dalam kondisi lapangan yang dinamis, para manajer juga perlu memiliki keterampilan berpikir kritis yang tajam dan terukur. Kemampuan berpikir kritis memungkinkan manajer untuk mengidentifikasi masalah dengan cepat dan membuat keputusan yang efektif untuk mengatasi issue, dan dapat membantu manajer mengevaluasi informasi yang tersedia dan membuat keputusan yang lebih baik.

Critical thinking skills memudahkan supply chain manager untuk melakukan perencanaan produksi yang terarah karena hal ini melibatkan proses mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan waktu yang tepat untuk memproduksi produk.

Menggunakan pendekatan data-driven

pendekatan data driven

Dalam industri logistik, pendekatan berbasis data diterapkan untuk menghadapi permasalahan seperti sistem yang sudah legacy dan visibilitas bisnis terhadap customer yang rendah. Data merupakan bagian utama dari keberlangsungan bisnis dan digunakan untuk mengambil keputusan dalam semua aktivitas penting, jadi decision making untuk supply chain manager tidak hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman.

Pada saat ini, terdapat banyak sumber data yang tersedia baik secara eksternal maupun internal, contohnya data eksternal berasal dari sumber diluar perusahaan yang dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk dipelajari seperti data pasar, vendor, dan data logistics performance index (LPI).

Baca juga: Mengenal 5 Manfaat Robot Logistik untuk Warehouse Management

Data internal adalah data yang dibuat atau dihasilkan dari internal perusahaan dan hanya digunakan terbatas untuk ruang lingkup perusahaan. Data tersebut biasanya digunakan untuk mendukung pekerjaan terkait dan sebagai benchmark data pengambilan keputusan, beberapa contoh data internal yang dapat digunakan oleh supply chain manager antara lain seperti:

1. Data inventory

Data persediaan adalah data informasi tentang ketersediaan stok, harga bahan baku dan berfungsi sebagai sarana monitoring informasi barang. Data inventory dapat membantu supply chain manager untuk memperkirakan demand dan merencanakan produksi.

2. Data penjualan

Data penjualan merupakan rangkuman atau kumpulan dari semua transaksi maupun informasi selama aktivitas bisnis berlangsung. Data penjualan mencakup informasi tentang jumlah produk yang terjual, harga penjualan, dan lokasi daerah penjualan.

3. Data produksi

Data produksi adalah data yang mencakup informasi tentang kapasitas produksi, biaya produksi, dan waktu proses produksi.

3 manfaat menguasai decision making untuk supply chain manager

manfaat skill decision making untuk supply chain manager

Sebagai seorang supply chain manager, kemampuan pengambilan keputusan sangat berperan dalam menentukan langkah dan strategi yang tepat untuk kemajuan perusahaan. Hal ini karena pekerjaan tersebut melibatkan pengaturan alur barang dan jasa dari pemasok ke konsumen, dan melibatkan banyak variabel yang dapat mempengaruhi kinerja rantai pasokan secara keseluruhan.

Menguasai ilmu decision making dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja supply chain

Mahir dalam decision making adalah langkah utama dalam menuju kesuskesan, karena membuat keputusan yang terinformasi dan relevan dapat memengaruhi kinerja supply chain, contohnya ketika mengambil keputusan terkait manajemen persediaan, transportasi, dan distribusi. Dengan membuat keputusan yang terinformasi, supply chain manager dapat mengoptimalkan aliran barang dan jasa.

2. Menganalisis mitigasi risiko dengan baik

Keterampilan pengambilan keputusan yang efektif memungkinkan supply chain manager untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko dalam rantai pasokan termasuk risiko yang berhubungan dengan kondisi pasar, gangguan pasokan, dan permasalahan transportasi. Dengan menganalisis dan mengurangi risiko, supply chain manager dapat memastikan bahwa rantai pasokan tetap stabil dan dapat beradaptasi dengan perubahan terhadap faktor internal dan eskternal.

3. Mempererat kerjasama dan komunikasi antar divisi

Kemampuan decision making yang baik dapat memperkuat komunikasi antar divisi karena pada saat diskusi sesama rekan kerja akan lebih efektif dalam berkomunikasi tentang tujuan, masalah, dan bersama-sama menentukan solusi yang disepakati.

Tapi perlu diingat dalam mengambil keputusan, pastikan juga untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dan jangan hanya berfokus pada hasil jangka pendek karena dapat berdampak negatif pada performa supply chain perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang supply chain manager untuk mempertimbangkan semua aspek yang berkaitan dan mengambil keputusan yang berdampak positif yang dapat memberikan nilai plus bagi perusahaan.

Related Posts

Halo, ada yang bisa kami bantu?